Keraton Kesultanan Ternate adalah salah satu Wisata Sejarah Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Wisatawan dapat menemukan beragam warisan peninggalan Kesultanan Ternate.
Museum Memorial Keraton Kesultanan Ternate merupakan museum sejarah karena koleksi yang dipamerkan adalah benda-benda yang berasal dari Kesultanan Ternate dan dari sisa perang pada masa kedatangan orang-orang Eropa di Maluku dan Maluku Utara pada abad ke-15.
Museum ini berbentuk segi delapan dibangun tahun 1813 oleh seorang arsitektur asal Tiongkok. Berlokasi di bukit Limau dengan bentuk menyerupai seekor singa yang sedang duduk bertopang dengan kedua kaki depannya menghadap ke laut dan dilatarbelakangi Gunung Gamalama. Dari sinilah sejarah pemerintahan Kesultanan Ternate yang pertama dimulai hingga mencapai kejayaannya lalu kemudian direnggut oleh bangsa kolonial.
Di antara koleksi berbagai peninggalan bangsa Eropa, museum ini juga memiliki sebuah mahkota yang unik dan sakral yang tidak dimiliki istana lainnya di Indonesia, bahkan di dunia. Karena mahkota ini memiliki rambut yang dapat tumbuh layaknya manusia sehingga menjadi satu kewajiban untuk melakukan upacara ritual istampa atau pemotongan rambut mahkota setiap satu tahun sekali setiap hari raya Idul Adha. Mahkota ini diperkirakan telah berumur 500 tahun sejak sultan yang pertama berkuasa.
Disini wisatawan akan menemukan berbagai koleksi mulai dari benda geologi, arkeologi, etnografi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, teknologi, seni rupa, hingga keramik. Untuk masuk ke tempat ini pengunjung tidak dipungut biaya.
Keraton ini dibangun pada 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali dengan luas bangunan 1500 m� di atas tanah seluas 1,5 ha. Sejak 1981 pengelolaan bangunan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan meskipun dalam kesehariannya masih digunakan sebagai kediaman Sultan. Tempat ini baru diresmikan tahun 1982 oleh Menteri Kebudayaan saat itu, Daud Joesoef.
Anda dapat berkeliling menikmati bermacam-macam benda warisan Kesultanan Ternate dan pendatang Eropa di sini. Fasilitas yang tersedia adalah ruang pameran tetap dan ruang penyimpanan koleksi. Ada singgasana Sultan Ternate yang berwarna emas begitu megah terpajang di museum ini. Selain itu Anda dapat pula melihat peralatan untuk upacara dan acara kesultanan.
Di dalam keraton Anda dapat melihat benda-benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah seperti mahkota dan Al-Quran tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang. Amatilah bagaimana mahkota sultan dengan sejumlah perhiasan batu permata, emas, perak, intan, berlian mira, zamrud akik dan shafir. Masyarakat adat Ternate menyebut mahkota dalam bahasa daerah stampa.
Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.
Pengaruh Ternate sebagai kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terasa. Ternate memiliki andil yang sangat besar dalam kebudayaan Nusantara bagian timur khususnya Sulawesi (utara dan pesisir timur) dan Maluku. Pengaruh itu mencakup agama, adat istiadat dan bahasa. Bentuk organisasi kesultanan serta penerapan syariat Islam yang diperkenalkan pertama kali oleh Sultan Zainal Abidin kemudian menjadi standar yang diikuti semua kerajaan di Maluku.
Selain itu keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam mengusir Portugis tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pihak pribumi Nusantara atas kekuatan Barat. Kemenangan rakyat Ternate tersebut telah menunda penjajahan Barat di Nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam di Indonesia Timur.
Untuk menuju Museum Memorial Keraton Sultan Ternate sangat mudah. Jika melalui Bandara Baabullah, Anda tinggal melanjutkan perjalanan ke museum sejauh 3,5 km. Dari Pelabuhan Ahmad Yani jaraknya sekitar 1,5 km. Apabila Anda melalui Terminal Gamalama maka jaraknya tidak jauh, sekitar 0,5 km.
Waktu Berkunjung ke Keraton Kesultanan Ternate:
Senin s/d Selasa: 09.00 - 17.00 WIT
Sabtu: 09.00 - 15.00 WIT
Minggu: 09.00 - 13.00 WIT
EmoticonEmoticon